Senin, 24 November 2014

Komet 67P


Ada Molekul Organik di Komet 67P 
Keberadaan komet memang menjadi hal spesial bagi kita para penduduk bumi. Selain karena penampilannya yang unik dibanding dengan benda angkasa lain, karena benda angkasa ini berekor, seringkali komet dinanti oleh penduduk bumi karena kedatangannya yang teramat jarang. Hal ini disebabkan orbitnya yang jauh diluar orbit planet-planet di system tata surya.



Badan antariksa Eropa pada tahun 2004 melalui meluncurkan misi wahana Antariksa Rosetta. Wahana ini membawa misi menguak asal usul kehidupan planet bumi. Melalui robotnya yang bernama Philae, Robot berkaki tiga ini berhasil mencetak rekor sebagai robot pertama yang berhasil mendarat di permukaan Komet.

Melalui tim pusat pengendali sang robot nan ajaib ini, para ilmuwan berhasil menemukan sebuah temuan baru  berupa molekul organik yang ditemukan di permukaan komet. Hal ini berawal ketika pada agustus 2014 lalu Wahana antariksa Rosetta berhasil tiba di orbit Komet 67P yang kemudian menjadi awal dikirimkannya sang robot berkaki tiga Philae ke atas permukaan komet.


Sebuah harapan besar bagi penduduk bumi untuk mengetahui asal-usul kehidupan di planet bumi kini tertumpu pada sebuah robot. Akan tetapi malang bagi sang robot, ketika melakukan pendaratan robot ini terpental hingga tiga kali sehingga pendaratan meleset hingga 1 kilometer dari target dan berakibat fatal karena kaki robot menjadi disfungsi. Malangnya lagi, Philae gagal mendapat sinar matahari karena terhalang oleh bebatuan di permukaan komet dan membuat robot malang ini menjadi lowbat.


Tim ilmuwan di pusat pengendali di Darmstad, Jerman yang gusar mengetahui robotnya gagal melakukan pendaratan muluspun segera melaksanakan misi pemotretan sebelum robot low bat karena tidak terkena sinar matahari.

Dengan metode Sampling permukaan komet atau yang biasa dikenal dengan COSAC, akhirnya ilmuwan mendapatkan sebuah fakta menarik, yakni terdapatnya molekul organik dipermukaan komet. Molekul organik yang "mungkin" menjadi cikal bakal sebuah kehidupan.

Referensi :
Max Planck, Philae Blog
National Geography Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar