Bagi pencinta cerita misteri, nama lawang sewu mungkin sudah tidak asing lagi. Gedung Tua yang terkenal karena keangkerannya tersebut memang termasuk kategori salah gedung paling menakutkan di indonesia. Gedung yang berarti gedung seribu pintu ini memang menyimpan aura mistis yang amat kental. Bahkan, sebuah acara reality show terkemuka di indonesia pernah melakukan pembuktian dengan melakukan uji nyali di salah satu ruangan di lawang sewu. Dan hasilnya penampakan makhluk astral sempat terekam kamera pada acara tersebut. Namun sebelum kita membahas cerita misteri yang terkandung dalam gedung lawang sewu tersebut, sebaiknya kita melakukan kilas balik sejarah di balik pembangunan gedung tersebut.
Sejarah Pembangunan Lawang Sewu.
Semarang, Januari 1903.
Hindia belanda dikenal kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah ruah. Salah satu daerahnya yang amat subur adalah jawa tengah. Oleh karena itu, untuk mempermudah transportasi, pemerintah hindia belanda pada tahun 1867 membangun jalur kereta api pertama di negeri tersebut.
Surakarta dan Yogyakarta dengan tanah vulkanis dari gunung merapi yang teramat subur, membuat pemerintah hindia belanda tidak punya pilihan lain untuk menghubungkan kota pelabuhan semarang dengan daerah tersebut. Sehingga dibangunlah jalur kereta api yang menghubungkan kota Semarang dengan daerah pertanian Yogyakarta dan surakarta. Hindia belanda menyewa perusahaan NIS sebagai perusahaan swasta untuk mengelola sistem transportasi tersebut.
Nederlansch Indische Spoorweg atau biasa disingkat NIS beroperasi setiap hari sebagai perusahaan swasta yang mengelola transportasi perkereta apian di Negara tersebut Salah satu stasiun yang dikelola NIS adalah stasiun semarang. Populasi Masyarakat Hindia Belanda yang terus tumbuh membuat NIS kewalahan dalam mengatur administrasi perkereta apian. Oleh karena itu dilakukan terus recruitment bagi pekerja lokal maupun dari negeri belanda untuk pengaturan administrasi perkereta apian di stasiun semarang. Namun konsekuensinya adalah tidak mencukupinya gedung stasiun semarang untuk menampung pekerja NIS.
Beberapa solusi dicari, salah satunya dengan menyewa gedung masyarakat sekitar stasiun. Namun ternyata solusi tersebut hanya mampu menangani permasalahan para pekerja NIS untuk sementara. Lalu NIS kota semarang, mengajukan proposal untuk pembangunan gedung baru untuk memenuhi kebutuhan pengaturan administrasi perusahaan di kota tersebut. Akhirnya perusahaan tersebut memutuskan untuk membangun gedung baru di semarang.
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan gedung tersebut terletak di pinggir kota semarang. Tepatnya dijalan pemuda dekat jalan utama menuju kota kendal. Dengan design yang dibuat oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag yang berdomisili di amsterdam, gedung tersebut didesain dengan design khas arsitektur negeri kincir angin. Hasil design mereka kemudian diserahkan kepada NIS di semarang. Dan pada 27 Februari 1904
Kedua Arsitek belanda tersebut sengaja membuat banyak ruangan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan NIS yang mempunyai banyak karyawan. Banyaknya ruangan membuat gedung tersebut terkesan mempunyai banyak sekali pintu. Masyarakat lokal kemudian memanggil gedung NIS tersebut dengan sebutan gedung seribu pintu atau lawang sewu dalam bahasa jawa . Padahal menurut Guide lokal, pintu yang terdapat pada gedung tersebut hanya berupa 429. Namun untuk ukuran gedung di indonesia memang terbilang sangat amat banyak, jadi wajar jika masyarakat sekitar menyebut gedung tersebut dengan panggilan lawang sewu. Itulah sejarah panjang mengenai asal muasal sebutan lawang sewu yang melekat pada gedung NIS tersebut.
Misteri Di Balik Lawang Sewu.
Pada bulan Mei tahun 1940, negeri Belanda diduduki oleh tentara Nazi jerman pimpinan Adolf Hittler. Otomatis keseimbangan pemerintahan di berbagai negeri jajahan pun terganggu, termasuk negeri Hindia Belanda. Belanda berusaha berunding dengan Pihak jepang yang termasuk poros axis sekutu dari Jerman di eropa. Namun perundingan pun gagal, yang berujung kepada penaklukan kawasan asia tenggara termasuk filipina, malaya, singapura, dan hindia belanda.
Pada tahun 1942 tentara jepang kemudian menduduki pulau jawa dan menaklukan tentara negeri kincir angin tanpa perlawanan berarti. Tentara jepang menduduki berbagai kantor pemerintahan hindia belanda termasuk salah satunya adalah gedung perusahaan kereta api NIS atau lawang sewu.
Gedung Lawang Sewu kemudian dijadikan markas bagi kempetai dan kidobutai. Pasukan kempetai adalah salah satu pasukan yang paling kejam yang dimiliki kekaisaran jepang. Karena tugas mereka menginterogasi musuh dengan didikan akademi militer jepang yang mengajarkan penyiksaan keji kepada musuh-musuh mereka.
Lawang Sewu mempunyai gedung bawah tanah yang dipergunakan para kempetai menyiksa tawanan mereka. Termasuk didalamnya terdapat ruangan jongkok yang berukuran 1,5 X 1,5 meter dengan tinggi sekitar 60cm yang diisi 8 orang. Membuat tawanan disana harus jongkok untuk menunggu kematian mereka. Jika selama 3 hari tawanan tidak tewas, maka kempetai akan memenggal kepada tawanan tersebut. Selain penjara jongkok, terdapat juga penjara berdiri yang berukuran 1X1 meter. Ruangan tersebut diisi air setinggi lutut, sehingga tawanan bisa mati karena hypotermia/ suhu dingin yang amat ekstrem.
Beruntung tentara jepang kalah dalam perang dunia 2, dan seluruh pasukan jepang di indonesia ditarik kembali ke negeri mereka, termasuk para kempetai dan kidobutai yang mengisi gedung lawang sewu.
Pasca kemerdekaan, gedung tersebut digunakan kembali oleh PT KAI tempo dulu, lalu sempat digunakan oleh pangdam IV/diponegoro, sampai akhirnya diserahkan kepada departemen perhubungan republik Indonesia hingga tahun 1994.
Dari tahun 1994 inilah gedung ini menjadi kosong dan kemungkinan di ambil alih sepenuhnya oleh makhluk halus di sekitar kawasan kota semarang.
Info :
Menurut penulis, , suasana angker yang melekat pada gedung tersebut diakibatkan oleh kosongnya gedung selama bertahun-tahun sehingga gedung tersebut dijadikan sarang bagi ratusan atau mungkin ribuan makhluk halus yang gemar mengisi tempat-tempat kosong pasca tak beroperasi nya gedung tersebut. Makhluk halus memang gemar menghuni tempat-tempat kosong dan gelap.
Namun ruang bawah tanah tempat penyiksaan tahanan kempetai menjadi pengecualian, karena memang ruang bawah tanah ini sudah setengah abad tak pernah digunakan, bahkan ketika gedung masih beroperasi oleh pemerintah. ruangan bawah ini pun tetap tak digunakan, sehingga nuansa mistis dari ruang penyiksaan memang terbilang sangat kental.
Karena ruang bawah tanah tidak digunakan selama lebih dari setengah abad, maka ruang bawah tanah lawang sewu adalah tempat paling angker dibanding ruangan lain di gedung tersebut.
Pada salah satu reality show, terjadi penampakan yang sangat menggegerkan ketika dari dalam ruangan bawah tanah, samar-samar datang sesosok wanita. Bahkan sempat terekam oleh kamera. Tidak diragukan lagi, makhluk astral tersebut adalah salah satu makhluk astral dengan kekuatan cukup tinggi sehingga mampu menampakan diri di depan kamera pada acara reality show tersebut.
Ruangan yang teramat banyak dan besar lawang sewu yang kemudian kosong selama bertahun-tahun. Itulah yang menyebabkan gedung tersebut menjadi sarang bagi makhluk halus.
I. M
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar