Minggu, 19 Februari 2017

Siluman Katak Part1

Sejak mewarisi diary milik kakek, menjadi kebiasaanku ketika punya waktu luang aku menghabiskan waktu membaca Diary itu. Awalnya, aku tidak tertarik sama sekali untuk membaca. Sampai pada suatu sore, aku teringat dirinya yang sedang membacakan dongeng-dongeng masa kecil untukku. Disaat itulah aku memutuskan mulai membuka lembar pertama dari Diary itu.
          Meskipun tidak semua hal menarik untuk diceritakan, dan kami sengaja melewatkan bagian-bagian yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya, tetapi aku akan menceritakan kepada kalian kisah-kisah supranatural dan inspiratif yang terdapat dalam diary kakekku.


          Salah satu kisah yang berasal dari buku harian kakekku adalah kisah tentang negeri siluman katak. Mungkin bagimu atau sebagian orang hal ini adalah omong kosong. Tapi eksistensi mereka adalah nyata, setidaknya bagi orang-orang yang punya kemampuan melihat hal-hal gaib seperti kakekku.
          Baiklah, aku akan memulai ceritanya.
          Kisah ini berawal dari sebuah desa, desa kecil bernama desa lengkong barang. Sebuah desa kecil di pedalaman kabupaten bogor jawa barat. Desa yang masih belum tersentuh oleh pesatnya pembangunan ketika zaman orde baru.
          Desa itu mempunyai sebuah sungai kecil, di sebuah areal pesawahan tepatnya satu kilometer ke arah utara dari balai desa. Airnya mengalir deras dan tidak pernah berhenti menghantam gugusan bebatuan didasarnya.  Lebar sungai itu hanya beberapa meter namun arusnya cukup  untuk menghanyutkan seekor lembu. Sejak zaman hindia belanda sungai itu dialirkan oleh pemerintah hindia belanda untuk keperluan irigasi para petani.
          Sungai mengalir tenang, riak air  menyamarkan suara gemeretak gigi beradu yang berasal dari seorang yang terkapar di sisi sungai tesebut. Orang itu merasakan dan menahan rasa sakit yang tak tertahankan. Matanya terbelalak.
“Kau telah mengotori singgasana kebesaranku.” Dalam benak pria tersebut, muncul seekor katak berukuran raksasa.
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan?.” Pria itu terkaget-kaget melihat katak raksasa tersebut menjulurkan lidahnya yang licin dan berduri. Seketika itu juga ia merasakan tubuhnya tertusuk beribu duri. “Aku tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini. Aaaaa”
“Ini adalah bentuk hukuman bagi orang yang telah mengotori singgasana kebesaranku.” Katak raksasa itu tertawa bergema.   
          Tidak lama kemudian, warga desa berdatangan ke arah pria tersebut dan membawa pria itu pulang ke rumahnya. Awalnya, orang tua pria tersebut hanya mengira bahwa dia pingsan karena kelelahan atau karena sebab lain.
          Dua minggu setelah kejadian, pria yang diketahui bernama Jamal itu mulai bertingkah aneh. Sejak saat itu Jamal menghabiskan waktu dengan berjongkok sambil melebarkan kedua kakinya, dengan tangan menyentuh lantai dan mulut serta pipinya yang mengembung seperti seekor katak.
          Dia tidak dapat berbicara seperti manusia pada umumnya dan selalu bersuara Krokok krokok krokok layaknya seekor katak.
          Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Kedua orang tua Jamal hanya bisa menangis melihat kelakuan anak kesayangan mereka.
          Merasa putus asa, mereka kemudian meminta bantuan kepada orang-orang pintar dikampungnya untuk mengembalikan keadaan Jamal seperti semula. Didatangkanlah dukun kampung ke rumahnya.
“Anak ibu tidak sengaja mengencingi sebuah batu besar, dan batu besar tersebut adalah singgasana raja siluman katak.” Ibu Jamal terperanjat mendengar perkataan dukun tersebut. Terlebih ketika mendengar bahwa saja siluman katak itu termasuk dari golongan jin kafir. Jin kafir memang terkenal karena sifat mereka yang sering merugikan manusia.
          Awalnya, siluman katak meminta kepala kambing ditanam dibawah batu besar di pinggir sungai yang menjadi singgasananya. Tetapi makin lama permintaan makhluk tersebut makin tak masuk akal. Setelah kepala kambing kemudian kepala kerbau, setelah kepala kerbau kemudian kepala sapi. Orang tua Jamal adalah petani biasa, untuk membeli kepala hewan ternak saja mereka harus meminjam kepada tetangga. malang sekali nasib kedua orang tua itu.

          Setelah negosiasi yang panjang, permintaan terakhir raja siluman katak kemudian tidak bisa ditolerir lagi oleh warga kampung.   “Jamal akan kujadikan budakku, jika kalian tidak menanamkan kepala orok berumur 13 bulan di bawah singgasanaku.” Raja siluman katak rupanya tidak puas dengan segala tumbal hewan ternak yang diberikan kepadanya.

1 komentar:

  1. JAMBONGO Casino Resort and Spa - Las Vegas - JTHub
    JAMBONGO Casino 여주 출장샵 Resort and Spa is your Las Vegas experience come 용인 출장안마 and play. This luxury 태백 출장마사지 resort offers 구리 출장샵 a 24-hour casino and over 2000 slot 광명 출장샵 machines.

    BalasHapus